Sebanyak 402 rumah penduduk yang berada di Kecamatan Sei Lepan, Babalan, Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengalami rusak diterjang angin puting beliung.

"Setelah dilakukan pendataan di lapangan, ada sekitar 402 rumah yang rusak berat maupun ringan akibat angin puting beliung," kata Kepala Kantor Sosial Kabupaten Langkat, Budi Aspiriyanto yang dihubungi di Babalan, Senin.

Sebanyak 402 rumah warga yang mengalami kerusakan akibat angin puting beliung itu terjadi, Minggu (6/5).

Dia mengatakan, untuk kecamatan Babalan yang mengalami rusak berat sebanyak 15 rumah sedangkan yang rusak ringan sebanyak 118 rumah.

Sementara itu untuk kecamatan Sei Lepan yang mengalami rusak berat sebanyak 49 rumah dan rusak ringan sebanyak 177 rumah.

Sedangkan di kecamatan Brandan Barat yang mengalami rusak berat sebanyak tiga rumah dan rusak ringan sebanyak 44 rumah, katanya.

Ditambah lagi berbagai kerusakan lainnya, yang keseluruhannya bejumlah 402 rumah penduduk yang menjadi korban bencana puting beliung.

Budi juga menjelaskan, sekarang ini sudah dibuka dapur umum untuk membantu masyarakat yang menjadi korban puting beliung.

Salah seorang warga korban puting beliung, Edi Syahputra yang dihubungi menjelaskan, akibat angin puting beliung sejumlah atap rumah warga beterbangan, ada juga yang tertimpa pohon, serta ratusan rumah lainya rusak ringan.

Selain merusak rumah, tiang telepon dan papan reklame juga bertumbangan, katanya.

Dikatakannya, hujan kencang disertai angin puting beliung sering terjadi akhir -akhir ini di Langkat, dan warga masyarakat terus merasa was-was.

Secara terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Hardianul Zully juga sudah mengingatkan kepada masyarakat Langkat, agar selalu waspada, karena hujan kencang sering terjadi.

"Cuaca yang cukup ektrem akhir-akhir ini sering terjadi di Langkat," katanya.

Untuk itu diharapkan agar masyarakat selalu berhati-hati, bila terjadi angin kencang, sekaligus masyarakat diharapkan untuk memberikan informasi yang lebih luas kepada instansinya, agar secepatnya dapat ditangulangi bila bencana terjadi.

(KR-JRD/M034)